kisah Nabi Saleh AS, baiklah kali ini saya
akan membahas kisah Nabi Saleh AS pada zaman rasul. yuk kita lanjut
cerita ke nabi kita Shaleh As.Tsamud adalah nama
suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bagian dari
bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa
Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama ” Alhijir ”
terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan
dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang di
kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran
mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta
kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah
diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil
berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang
biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang
didirikan di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung. Semuanya
itu menjadikan mereka hidup tenteram , sejahtera dan bahgia, merasa aman
dari segala gangguan alamiah dan bahwa kemewahan hidup mereka akan
kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan
Mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya
mereka berqurban, tempat merekaminta perlindungan dari segala bala dan
musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan. Mereka tidak dpt
melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan
pancaindera.
Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan
terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya untuk memberi
penerangan dan memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat ke jalan
yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan
kepada suatu umat sebelum mereka diperingatkan dan diberi petunjukkan
oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan
rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada
mrk telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari
suku mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh
kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah
dalam pergaulan.
Nabi Shaleh memperkenalkan kepada Tuhan
yang sepatut mereka sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah
mencipta mereka, menciptakan alam sekitar mereka, menciptakan
tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bahan keperluan hidup mereka,
mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mereka
dan dengan demikian memberi kepada mereka kenikmatan dan kemewahan hidup
dan kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mereka
sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu
gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau
melindungi mereka dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Shaleh memperingatkan mereka bahwa ia
adalah seorang daripada mereka , terjalin antara dirinya dan mereka
ikatan keluarga dan darah. Mereka adalah kaumnya dan sanak keluarganya
dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mereka.Ia mengharapkan
kebaikan dan kebajikan bagi mereka dan sesekali tidak akan menjerumuskan
mereka ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan
kebinasaan bagi mereka. Ia menerangkan kepada mereka bahwa ianya adalah
pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada
mereka adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mereka untuk
kebaikan mereka semasa hidup mereka dan sesudah mereka mati di akhirat
kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan
sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar meeka segera
meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman
kepada Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya
atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mereka
lakukan.Allah maha dekat kepada mereka mendengarkan doa mereka dan
memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.
Terperanjatlah kaum Shaleh mendengar seruan
dan dakwahnya yang bagi mereka merupakan hal yang baru yang tidak
diduga akan datang dari saudara atau anak mereka sendiri.Maka serentak
ditolaklah ajakan Nabi Shaleh itu seraya berkata mereka kepadanya:”Wahai
Shaleh ! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas,
fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat.
Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang
terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami
menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk
dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan
kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan tetapi segala
harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir
hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi
adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada
kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan
nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging
kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap
menjadi pegangan untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan
meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang
sesat itu.Kami tidak mempercayai ucapan kosongmu bahkan meragukan
kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan
meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu.”
Nabi Saleh memperingatkan mereka agar
jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah
yang telah mengurniai mereka rezeki yang luas dan penghidupan yang
sejahtera. Diceritakan kepada mereka kisah kaum-kaum yang mendapat seksa
dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan
risalah-Nya. Hal yang serupa itu dapat terjadi di atas mereka, jika
mereka tidak mau menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang
diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari
keluarga besar mereka dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah
daripada mereka atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah
yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan
ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mereka.
Sekelompok kecil dari kaum Tsamud yang
kebanyakkannya terdiri dari orang-orang yang kedudukan sosial lemah
menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya sedangkan sebahagian
yang terbesar terutamanya mrk yang tergolong orang-orang kaya dan
berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak ajakan
Nabi Shaleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:” Wahai
Shaleh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan syaitan dan terkena
sihir.Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu
sudah berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak
sedar telah mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan
mungkin engkau sendiri tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau
telah diutuskan oleh Tuhanmu sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah
kelebihanmu daripada kami semua sehingga engkau dipilih menjadi rasul,
padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut dan lebih cekap
untuk menjadi nabi atau rasul daripada engkau. Tujuanmu dengan bercakap
kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin
diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.Jika engkau merasa
bahwa engkau sehat badan dan sihat fikiran dan mengaku bahwa engkau
tidak mempunyai arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka
hentikanlah usahamu menyiarkan agama barumu dengan mencerca persembahan
kami dan nenek moyangmu sendiri.Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan
meninggalkan jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih
dahulu.
Nabi Saleh menjawab: ” Aku telah
berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak mengharapkan sesuatu
apapun daripadamu sebagai imbalan atas usahaku memberi tuntunan dan
penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau mendambakan
pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata atas
perintah Allah dan daripada-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran
untuk itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan
tugas dan amanat Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh
bukti-bukti yang nyata atas kebenaran dakwahku.
Janganlah sesekali kamu harapkan bahawa aku
akan melanggar perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya
hanya semata-mata untuk melanjutkan persembahan nenek moyang kamu yang
bathil itu. Siapakah yang akan melindungiku dari murka dan azab Tuhan
jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya kamu hanya akan merugikan dan
membinasakan aku dengan seruanmu itu.”
Setelah gagal dan berhasil menghentikan
usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia bahkan makin giat menarik
orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya. Para pemimpin dan
pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya, yang makin
lama makin mendapat perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah
dalam masyarakat. Mereka menentang Nabi Shaleh dan untuk membuktikan
kebenaran kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda
atau kejadian luar biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah Memberi Mukjizat Kepada Nabi Shaleh
A.S.
Nabi Shaleh sedar bahawa tentangan kaumnya
yang menuntut bukti daripanya berupa mukjizat itu adalah bertujuan
hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis kewibawaannya di
mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi tentangan
dan tuntutan mereka. Nabi Saleh membalas tentangan mereka dengan
menuntut janji dengan mereka bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang
mereka minta bahwa mereka akan meninggalkan agama dan persembahan
mereka dan akan mengikuti Nabi Shaleh dan beriman kepadanya.
Sesuai dengan permintaan dan petunjuk
pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Shaleh memohon kepada Allah
agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran risalahnya
dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih
berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya
menciptakan seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu
karang besar yang terdpt di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Maka sejurus kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan menunjuk kepada unta yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah Nabi Saleh kepada
mereka:” Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan biarkanlah ia
mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai giliran untuk
mendptkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendapatkan minum
bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan
menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini.”Kemudian
berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa
mendapat gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu
ke sebuah perigi yang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas
hatinya. Dan pada hari-hari giliran unta Nabi Shaleh itu datang minum
tiada seekor binatang lain berani menghampirinya, hal mana menimbulkan
rasa tidak senang pada pemilik-pemilik binatang itu yang makin hari
makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Shaleh di tengah-tengah mereka
itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di dalam kerongkong.
Dengan berhasilnya Nabi Saleh mendatangkan
mukjizat yang mereka tuntut gagallah para pemuka kaum Tsamud dalam
usahanya untuk menjatuhkan kehormatan & menghilangkan pegaruh Nabi
Shaleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para
pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah
oleh mereka pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak
senang dengan adanya unta Nabi Shaleh yang merajalela di ladang dan
kebun-kebun mereka serta ditakuti oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi Saleh Dibunuh
Persekongkolan diadakan oleh orang-orang
dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan unta Nabi Shaleh.
Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab yang diancam
oleh Nabi Shaleh bila untanya diganggu di samping adanya dorongan
keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi
mereka, muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya
menawarkan akan menyerahkan dirinya kepada siapa yang dapat membunuh
unta Shaleh. Di samping janda itu ada seorang wanita lain yang mempunyai
beberapa puteri cantik-cantik menawarkan akan menghadiahkan salah
seorang dari puteri-puterinya kepada orang yang berhasil membunuh unta
itu.
Dua macam hadiah yyang menggiurkan dari
kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka Tsamud mengundang dua
orang lelaki bernama Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif
berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang
dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari
para kafir suku Tsamud bila unta Nabi Shaleh telah mati dibunuh.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempatminum. Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan bantuan tujuh orang lelaki, bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempatminum. Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah betisnya oleh Musadda’ yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di perutnya.
Dengan perasaan megah dan bangga pergilah
para pembunuh unta itu ke ibu kota menyampaikan berita matinya unta Nabi
Shaleh yang mendapat sambutan sorak-sorai dan teriakan gembira dari
pihak musyrikin seakan-akan mereka kembali dari medan perang dengan
membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Mereka berkata kepada Nabi Shaleh:” Wahai Shaleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya.”
Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Mereka berkata kepada Nabi Shaleh:” Wahai Shaleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam kata-katanya.”
Nabi Saleh menjawab:” Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan telah aku sampaikan kepada kamu. Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak akibat tentanganmu kepada-Nya. Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan taqdir-Nya yang tidak dapat ditunda atau dihalang.”
Ada kemungkinan menurut sementara ahli
tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi Shaleh memberi waktu tiga hari
itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mereka sedar akan dosanya dan
bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Shaleh kepada
risalahnya.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Shaleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Akan tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan kepada Nabi Shaleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi Shaleh memberitahu kaumnya bahwa azab
Allah yang akan menimpa di atas mereka akan didahului dengan
tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mereka terbangun dari tidurnya
akan menemui wajah mereka menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada
hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah
azab Allah yang pedih.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabi Shaleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Shaleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Mendengar ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabi Shaleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mereka mengadakan pertemuan rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas darah oleh keluarga Nabi Shaleh, jika diketahui identiti mereka sebagai pembunuhnya. Rancangan mereka ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mereka datang ke tempat Nabi Shaleh
bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang gelap-gulita dan
sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu besar yang
tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika merebahkan
mereka di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah
Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya
yang kafir. Satu hari sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan
itu, dengan izin Allah berangkatlah Nabi Shaleh bersama para mukminin
pengikutnya menuju Ramlah, sebuah tempat di Palestin, meninggalkan Hijir
dan penghuninya, kaum Tsamud habis binasa, ditimpa halilintar yang
dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang mengerikan
Nabi Shaleh Wafat
Nabi Saleh dan
orang-orang yang beriman bersamanya diselamatkan dari azab tersebut.
Al-Alusi menceritakan orang yang selamat bersama Nabi Saleh sebanyak 120
orang, sementara yang binasa 5000 orang. baginda Wafat di Nawahiyir
Rimlah di Palestina
Kisah Nabi Shaleh Dalam Al-Quran
Kisah Nabi Shaleh diceritakan oleh 72 ayat
dalam 11 surah di antaranya surah Al-A’raaf, ayat 73 hingga 79, surah ”
Hud ” ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah ” Al-Qamar ” ayat 23 sehingga
ayat 32.
Pelajaran Dari Kisah Nabi Shaleh A.S.
Pengajaran yang menonjol yang dapat dipetik
dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan perbuatan mungkar yang
dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dapat berakibat negatif
yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Bersikap pasif acuh tak acuh terhadap
maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata dapat diertikan
sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar itu.Lihatlah betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar. Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar